BOGOR, 14/2/2023 – Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) adalah rumah sakit jiwa yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat. RSJ ini didirikan pada 1 Juli 1882 atas kepeloporan Gerakan Kesehatan Jiwa yang diketuai Dr. H. Marzoeki Mahdi. Sekarang RSJMM menjadi rumah sakit rujukan nasional yang menaungi 43 rumah sakit jiwa se-Indonesia.
Gerakan Cerdas Komunikasi Indonesia (GCKI) dan Tim Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) KPI Institut PTIQ Jakarta berkesempatan untuk berbincang dengan Zaenal di Bagian Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi (Diklit RSJMM) di Kompleks Rehabilitasi Jln. Dr. Sumeru No. 114 Bogor. Zaenal menyampaikan sangat terbuka untuk berkegiatan dengan maksud dan tujuan yang disampaikan tim PPL dan GCKI.
Setiap hari Jumat tim RSJMM memberikan pelayanan psikososial dan pendampingan rohani kepada pasien yang sudah 15 hari menjalani perawatan. “Kegiatan ini menjadi kegitan rutin setiap minggunya,“ ucap Zaenal saat pertemuan, Rabu (14/2/2023), di Bogor.
Ellys Lestari Pambayun selaku Ketua GCKI yang juga Pembina PPL menyambut baik agenda kerja sama dalam program keagamaan tersebut, yang nantinya disesuaikan dengan jadwal dan program Diklit RSJMM. Adapun program khusus yang ditawarkan GCKI adalah cerdas komunikasi dengan pendekatan emosional dan spiritual yang memang masih jarang diimplementasikan dalam bentuk pelayanan konsultasi dan pendampingan. Selanjutnya GCKI dan Tim PPL IPTIQ Jakarta akan melakukan MoU untuk menindaklanjuti kerja sama dengan Diklit RSJMM.
Ada hal menarik yang ditemui tim GCKI di RSJMM, yaitu banyak pasien yang membutuhkan pelayanan dan pendampingan. Salah satunya M. Waldi dari Pamijahan, Kab. Bogor. Saat tim GCKI menemuinya, M. Waldi dengan ditemani bapak dan saudaranya sedang berobat rutin di RSJMM. Ellys L. Pambayun selaku Ketua GCKI mencoba berdialog dan memberikan konsultasi kepada Muriawati, saudara M. Waldi, mengenai gangguan yang dialami Waldi. Menurut Muriawati, awal M. Waldi menderita gangguan adalah setelah dia mengalami “kerasukan”. Muriawati pun berharap Ellys dan tim GCKI bisa menjadi pendamping M. Waldi demi kesembuhannya.
Tentu saja apa yang disebut gangguan dan apalagi “kerasukan” tidaklah sederhana dalam kenyataannya. Di dalamnya terkandung potensi “kekeliruan komunikasi” antarpihak yang terlibat di dalam masyarakat. Karena itu GCKI tergerak untuk menjembatani mereka. Rehabilitasi dan kesembuhan secara klinis memang menjadi otoritas RSJMM, tetapi rehabilitasi dan kesembuhan secara sosial kiranya dapat dibantu oleh GCKI.
Lebih jauh GCKI bermaksud menjadikan Waldi yang sudah khatam Quran 15 kali ini sebagai warga binaan untuk diasuh dan didampingi sampai dia bisa bersekolah lagi dan mandiri.