Di pagi yang cerah, pada pukul 07.30, langit biru menyambut petualangan menuju Kampung Muallaf Baduy, terletak di Ciboleger, Banten. Menggunakan motor sebagai kendaraan utama, perjalanan pun dimulai.

Selama perjalanan, mata ini dimanjakan oleh keindahan alam sekitar. Mulai dari pemandangan pegunungan yang megah, sawah hijau yang teratur, hingga jembatan gantung yang mempesona menggantung di atas sungai yang mengalir dengan indah. Suasana kampung yang tenang dan damai memberikan kedamaian tersendiri bagi petualangan ini.

Tepat pukul 12.10, tiba di destinasi, yakni Masjid Al-Fatih, yang bernuansa putih sebagai gerbang utama menuju Kampung Muallaf Baduy. Arsitektur sederhana namun megah dari masjid ini menambah kesakralan suasana di tengah kampung.

Kedatangan disambut hangat oleh tuan rumah, pengurus Yayasan Yasmui LBC, dan pembina Muallaf Lembah Barokah Ciboleger. Setelah melaksanakan sholat dzuhur di Masjid Al-Fatih, disuguhkan makanan khas yang lezat, terutama tempe dan sambalnya.

Setelah makan, diadakan breafing mengenai kondisi geografis dan demografis penduduk Lembah Barokah Kampung Muallaf Ciboleger. Tempat ini merupakan hunian para muallaf dan dhuafa, sebagian besar berasal dari etnis Baduy Dalam. Mereka tinggal di rumah-rumah tradisional Baduy, hidup berdampingan dengan alam, dan mengandalkan hasil alam untuk kebutuhan sehari-hari.

Meskipun sederhana, semangat dan antusiasme para penduduk sangat mempesona, terutama saat menyambut kedatangan rombongan dari Gerakan Cerdas Komunikasi Indonesia (GCKI), yang disambut dengan buah segar dan es teh manis yang menyegarkan.

Dengan banyaknya pelajaran tentang kesederhanaan dan perjuangan yang didapat selama perjalanan ini, kita menutup cerita ini dengan pandangan yang penuh makna. Petualangan ini tidak hanya sekadar fisik, tetapi juga spiritual dan sosial, memberikan banyak pelajaran berharga bagi setiap pelakunya.